Wednesday, November 19, 2008

Suatu Kematian

Kehidupan berlangsung tanpa disadari dari detik ke detik. Apakah anda tidak menyadari bahwa hari-hari yang anda lewati justru semakin mendekatkan anda kepada kematian sebagaimana juga yang berlaku bagi orang lain?
Seperti yang tercantum dalam ayat “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan.” (QS. 29:57) tiap orang yang pernah hidup di muka bumi ini ditakdirkan untuk mati. Tanpa kecuali, mereka semua akan mati, tiap orang. Saat ini, kita tidak pernah menemukan jejak orang-orang yang telah meninggal dunia. Mereka yang saat ini masih hidup dan mereka yang akan hidup juga akan menghadapi kematian pada hari yang telah ditentukan. Walaupun demikian, masyarakat pada umumnya cenderung melihat kematian sebagai suatu peristiwa yang terjadi secara kebetulan saja.
Coba renungkan seorang bayi yang baru saja membuka matanya di dunia ini dengan seseorang yang sedang mengalami sakaratul maut. Keduanya sama sekali tidak berkuasa terhadap kelahiran dan kematian mereka. Hanya Allah yang memiliki kuasa untuk memberikan nafas bagi kehidupan atau untuk mengambilnya. Semua makhluk hidup akan hidup sampai suatu hari yang telah ditentukan dan kemudian mati; Allah menjelaskan dalam Quran tentang prilaku manusia pada umumnya terhadap kematian dalam ayat berikut ini:
Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. 62:)

Kebanyakan orang menghindari untuk berpikir tentang kematian. Dalam kehidupan modern ini, seseorang biasanya menyibukkan dirinya dengan hal-hal yang sangat bertolak belakang [dengan kematian]; mereka berpikir tentang: di mana mereka akan kuliah, di perusahaan mana mereka akan bekerja, baju apa yang akan mereka gunakan besok pagi, apa yang akan dimasak untuk makan malam nanti, hal-hal ini merupakan persoalan-persoalan penting yang sering kita pikirkan.

Kehidupan diartikan sebagai sebuah proses kebiasaan yang dilakukan sehari-hari. Pembicaraan tentang kematian sering dicela oleh mereka yang merasa tidak nyaman mendengarnya. Mereka menganggap bahwa kematian hanya akan terjadi ketika seseorang telah lanjut usia, seseorang tidak ingin memikirkan tentang kematian dirinya yang tidak menyenangkannya ini.
Sekalipun begitu ingatlah selalu, tidak ada yang menjamin bahwa seseorang akan hidup dalam satu jam berikutnya. Tiap hari, orang-orang menyaksikan kematian orang lain di sekitarnya tetapi tidak memikirkan tentang hari ketika orang lain menyaksikan kematian dirinya. Ia tidak mengira bahwa kematian itu sedang menunggunya!

Ketika kematian dialami oleh seorang manusia, semua “kenyataan” dalam hidup tiba-tiba lenyap. Tidak ada lagi kenangan akan “hari-hari indah” di dunia ini. Renungkanlah segala sesuatu yang anda dapat lakukan saat ini: anda dapat mengedipkan mata anda, menggerakkan badan anda, berbicara, tertawa; semua ini merupakan fungsi tubuh anda. Sekarang renungkan bagaimana keadaan dan bentuk tubuh anda setelah anda mati nanti. Dimulai saat anda menghembuskan napas untuk yang terakhir kalinya, anda tidak ada apa-apanya lagi selain “seonggok daging”. Tubuh anda yang diam dan terbujur kaku, akan dibawa ke kamar mayat. Di sana, ia akan dimandikan untuk yang terakhir kalinya. Dengan dibungkus kain kafan, jenazah anda akan di bawa ke kuburan dalam sebuah peti mati. Sesudah jenazah anda dimasukkan ke dalam liang lahat, maka tanah akan menutupi anda. Ini adalah kesudahan cerita anda. Mulai saat ini, anda hanyalah seseorang yang namanya terukir pada batu nisan di kuburan.

Selama bulan-bulan atau tahun-tahun pertama, kuburan anda sering dikunjungi. Seiring dengan berlalunya waktu, hanya sedikit orang yang datang. Beberapa tahun kemudian, tidak seorang pun yang datang mengunjungi.

Sementara itu, keluarga dekat anda akan mengalami kehidupan yang berbeda yang disebabkan oleh kematian anda. Di rumah, ruang dan tempat tidur anda akan kosong. Setelah pemakaman, sebagian barang-barang milik anda akan disimpan di rumah: baju, sepatu, dan lain-lain yang dulu menjadi milik anda akan diberikan kepada mereka yang memerlukannya. Berkas-berkas anda di kantor akan dibuang atau diarsipkan.
Selama tahun-tahun pertama, beberapa orang masih berkabung akan kepergian anda. Namun, waktu akan mempengaruhi ingatan-ingatan mereka terhadap masa lalu. Empat atau lima dasawarsa kemudian, hanya sedikit orang saja yang masih mengenang anda. Tak lama lagi, generasi baru muncul dan tidak seorang pun dari generasi anda yang masih hidup di muka bumi ini. Apakah anda diingat orang atau tidak, hal tersebut tidak ada gunanya bagi anda.
Sementara semua hal ini terjadi di dunia, jenazah yang ditimbun tanah akan mengalami proses pembusukan yang cepat. Segera setelah anda dimakamkan, maka bakteri-bakteri dan serangga-serangga berkembang biak pada mayat tersebut; hal tersebut terjadi dikarenakan ketiadaan oksigen. Gas yang dilepaskan oleh jasad renik ini mengakibatkan tubuh jenazah menggembung, mulai dari daerah perut, yang mengubah bentuk dan rupanya. Buih-buih darah akan meletup dari mulut dan hidung dikarenakan tekanan gas yang terjadi di sekitar diafragma.
Selagi proses ini berlangsung, rambut, kuku, tapak kaki, dan tangan akan terlepas. Seiring dengan terjadinya perubahan di luar tubuh, organ tubuh bagian dalam seperti paru-paru, jantung dan hati juga membusuk.
Sementara itu, pemandangan yang paling mengerikan terjadi di sekitar perut, ketika kulit tidak dapat lagi menahan tekanan gas dan tiba-tiba pecah, menyebarkan bau menjijikkan yang tak tertahankan. Mulai dari tengkorak, otot-otot akan terlepas dari tempatnya. Kulit dan jaringan lembut lainnya akan tercerai berai. Otak juga akan membusuk dan tampak seperti tanah liat. Semua proses ini berlangsung sehingga seluruh tubuh menjadi kerangka.
Tidak ada kesempatan untuk kembali kepada kehidupan yang sebelumnya. Berkumpul bersama keluarga di meja makan, bersosialisasi atau memiliki pekerjaan yang terhormat; semuanya tidak akan mungkin terjadi.
Singkatnya, “onggokkan daging dan tulang” yang tadinya dapat dikenali; mengalami akhir yang menjijikkan. Di lain pihak, anda – atau lebih tepatnya, jiwa anda – akan meninggalkan tubuh ini segera setelah nafas anda berakhir. Sedangkan sisa dari anda – tubuh anda – akan menjadi bagian dari tanah. Ya, tetapi apa alasan semua hal ini terjadi?

Seandainya Allah ingin, tubuh ini dapat saja tidak membusuk seperti kejadian di atas. Tetapi hal ini justru menyimpan suatu pesan tersembunyi yang sangat penting. Akhir kehidupan yang sangat dahsyat yang menunggu manusia; seharusnya menyadarkan dirinya bahwa ia bukanlah hanya tubuh semata, melainkan jiwa yang “dibungkus” dalam tubuh. Dengan lain perkataan, manusia harus menyadari bahwa ia memiliki suatu eksistensi di luar tubuhnya.
Selain itu, manusia harus paham akan kematian tubuhnya - yang ia coba untuk miliki seakan-akan ia akan hidup selamanya di dunia yang sementara ini -. Tubuh yang dianggapnya sangat penting ini, akan membusuk serta menjadi makanan cacing suatu hari nanti dan berakhir menjadi kerangka. Mungkin saja hal tersebut segera terjadi.
Walaupun setelah melihat kenyataan-kenyataan ini, ternyata mental manusia cenderung untuk tidak peduli terhadap hal-hal yang tidak disukai atau diingininya. Bahkan ia cenderung untuk menafikan eksistensi sesuatu yang ia hindari pertemuannya. Kecenderungan seperti ini tampak terlihat jelas sekali ketika membicarakan kematian. Hanya pemakaman atau kematian tiba-tiba keluarga dekat sajalah yang dapat mengingatkannya [akan kematian].
Kebanyakan orang melihat kematian itu jauh dari diri mereka. Asumsi yang menyatakan bahwa mereka yang mati pada saat sedang tidur atau karena kecelakaan merupakan orang lain; dan apa yang mereka [yang mati] alami tidak akan menimpa diri mereka! Semua orang berpikiran, belum saatnya mati dan mereka selalu berpikir selalu masih ada hari esok untuk hidup.

Bahkan mungkin saja, orang yang meninggal dalam perjalanannya ke sekolah atau terburu-buru untuk menghadiri rapat di kantornya juga berpikiran serupa. Tidak pernah terpikirkan oleh mereka bahwa koran esok hari akan memberitakan kematian mereka.
Sangat mungkin, selagi anda membaca artikel ini, anda berharap untuk tidak meninggal setelah anda menyelesaikan membacanya atau bahkan menghibur kemungkinan tersebut terjadi. Mungkin anda merasa bahwa saat ini belum waktunya mati karena masih banyak hal-hal yang harus diselesaikan. Namun demikian, hal ini hanyalah alasan untuk menghindari kematian dan usaha-usaha seperti ini hanyalah hal yang sia-sia untuk menghindarinya:

Katakanlah: “Lari itu sekali-kali tidaklah berguna bagimu, jika kamu melarikan diri dari kematian atau pembunuhan, dan jika (kamu terhindar dari kematian) kamu tidak juga akan mengecap kesenangan kecuali sebentar saja.” (QS. 33:16) Manusia yang diciptakan seorang diri haruslah waspada bahwa ia juga akan mati seorang diri. Namun selama hidupnya, ia hampir selalu hidup untuk memenuhi segala keinginannya. Tujuan utamanya dalam hidup adalah untuk memenuhi hawa nafsunya.

Namun, tidak seorang pun dapat membawa harta bendanya ke dalam kuburan. Jenazah dikuburkan hanya dengan dibungkus kain kafan yang dibuat dari bahan yang murah. Tubuh datang ke dunia ini seorang diri dan pergi darinya pun dengan cara yang sama. Modal yang dapat di bawa seseorang ketika mati hanyalah amal-amalnya saja

Thursday, November 13, 2008

Soal Mati

Assalamualaikum,,..Kita dikejutkan dengan isu tayangan video sajak kematian oleh seorang ustazah yang dikatakan membawa trauma kepada murid murid yang menyaksikannya sehingga menyebabkan menteri pelajaran mengeluarkan arahan supaya tayangan video berkenaan dihentikan. Demikianlah gerunnya setengah manusia dengan kematian. Sehingga tidak mahu melihat apatah lagi memikirkannya. Tetapi manusia sering lupa bahawa kematian adalah kemestian. Tiap yang bernyawa pasti merasai mati, adalah sebahagian ayat ALLAH yang menegaskan kepada manusia bahawa kematian tidak boleh dielakkan. Jadi kenapa trauma dengan mati? Sedangkan antara ajaran dari baginda Rasullah mengajar kita bahawa kematian adalah fokus kepada kemajuan. Dengan mengingati mati sahaja, manusia akan terhijab dari melakukan kemungkaran dan kezaliman dalam semua bentuk dan sekaligus membentuk jiwa insan yang sentiasa peka dengan perintah dan larangan ALLAH. Bertolak dari sini, manusia akan terus berusaha untuk melakukan kebaikan sebagimana didefinasikan oleh petunjuk wahyu dan akhirnya menuju kepada kemajuan yang sebenarnya.
Ringkasnya, kematian ialah satu bentuk motivasi yang menggerakkan manusia kepada tamaddun yang sebenar. Selain dari itu, kematian juga adalah batas kepada kebebasan manusia. Sungguhpun manusia boleh mendabik dada mengatakan mereka boleh lakukan apa saja dalam hidup tetapi manusia tidak mampu untuk menentukan kematiannya. Manusia tidak berdaya untuk memilih cara kematiannya, menentukan bilakah dia hendak mati dan memilih tempat kematiannya serta menentukan di mana dia dikuburkan.
Pendek kata, manusia tidak langsung diberi hak untuk menentukan masa dan cara kematiannya. Untuk itu, manusia sebenarnya tidak bebas dan manusia seharusnya adil kepada diri mereka sendiri dalam menginsafi kenyataan ini. kalau dalam soal kematian, manusia tidak dapat memilih maka sudah tentu manusia juga tidak diberi kebebasan memilih dalam kehidupan mereka. Kelebihan manusia terletak kepada akal. Akal manusia seharusnya digerakkan untuk memahami petunjuk wahyu dan seterusnya bertindak dengan mengikuti petunjuk tersebut. Satu perkara yang dilarang oleh petunjuk wahyu tersebut seharusnya dihindari oleh manusia dan satu suruhan patut diikuti dengan tekun dan istiqamah. Maka dakwaan manusia bebas melakukan apa saja dalam hidup tidak benar sama sekali dan kematian membuktikannya dengan jelas. Untuk itu, tidak perlu truama dengan kematian sekalipun ditunjukkan kepada kita dalam simulasi yang mengerikan sekalipun.
Simulasi kematian yang digarap dalam video tersebut berdasarkan keterangan sahih dari baginda Nabi yang sepatutnya diberi perhatian oleh kita semua. Lainlah kalau simulasi kematian itu dibuat dengan sesuka hati dan keterangan yang menyimpang, ianya patut dihalang kerana memberi keterangan yang tidak benar. Tetapi simulasi yang berdasarkan keterangan hadis yang jelas seharusnya diberi perhatian. Itu panduannya, bukan trauma atau takut kepada mati menjadi ukuran. Ingatlah, sebagai umat Muhamad,setiap kita adalah pendakwah yang diamanahkan untuk menyampaikan ajaran baginda sebagaimana sabda Baginda yang bermaksud 'sampaikan(dari pengajaranku) walaupun satu ayat...."Maka menyampaikan peringatan tentang kematian beserta keterangannya adalah sebahagian tanggungjawab yang patut dipikul oleh semua umat Islam. untuk itu, bantahan seorang yang berstatus Doktor dan larangan menteri pelajaran itu amat dikesali."

Monday, November 10, 2008

Sakitnya Mati

"Allah merahsiakan saat kematian kita, adalah untuk melihat sejauh mana kita melaksanakan amalan yang telah ditetapkan kepada kita dan sedalam mana pula kita meninggalkan larangannya. Manusia yang hatinya sentiasa ingatkan mati, akan melaksanakan tugas yang telah diamanahkan kepadanya dengan lebih jujur, bersungguh-sungguh dan ikhlas untuk mendapat keredhaan Allah.Manusia begini sentiasa merasai setiap tingkah lakunya diperhatikan oleh Allah SWT. Dan ia juga mengetahui setiap tanggungjawab dan amanah yang dipikul akan ditanya satu persatu oleh Allah di akhirat kelak.
Kesakitan bila nyawa dicabut oleh malaikatul maut tidak dapat dibayangkan sama sekali. Walau bagaimanapun Rasulullah mengingatkan tentang mati dan keseksaannya, maka sabda Baginda: Iaitulah sakitnya tiga ratus kali tetakan pedang." Bayangkanlah jika kita ditetak atau dipukul dengan kayu, rotan mahupun besi bukan banyak, cuma sekali saja, itupun sudah tidak dapat digambarkan kesakitannya. Inikan pula ditetak dengan tiga ratus tetakan. Bayangkanlah sendiri. Cuba kita tanggalkan pula kuku daripada isinya, pastinya sakit tidak tertahan. Daging disiat-siat dan dilapah hidup-hidup, dahaga yang amat sangat sehingga air lautan di dunia ini tidak mampu menghilangkannya. Semuanya ini cuma secebis dari perbandingan kesakitan maut, malah beribu-ribu kali lebih sakitnya daripada itu.
Oleh itu, untuk meringankan keseksaan roh ketika dicabut oleh malaikat maut,maka digariskan beberapa amalan tertentu yang perlu diamalkan.Antaranya, sebelum tidur:
1) Bacalah surah Al-Ikhlas 3X
2) Selawat ke atas Nabi
3) Membaca tasbih Amalan harian:
Sentiasa membaca Al-Quran Memelihara solat terutama solat fardu Menghormati (jangan bercakap) waktu azan diperdengarkan Membaca tasbih Membanyakkan sedekah Sentiasa berzikir menyebut Allah.Amalan yang perlu dijauhi:
1) Dusta
2) Khianat
3) Mengadu domba
4) Kencing berdiri
Sabda Rasulullah saw yang bermaksud: "Bersuci kamu sekalian dari buang air kecil kerana sesungguhnya kebanyakkan seksa kubur itu dari sebab buang air kecil." Pada suatu hari malaikatul maut datang untuk bertemu dengan Nabi Idris as lalu Nabi Idris meminta agar malaikatul maut mencabut nyawanya dan kemudian Allah menghidupkannya kembali. Permintaan ini dilakukan untuk Nabi Idris as mengetahui kesakitan sakaratul maut agar taqwanya lebih mendalam dan teguh lagi.
Maka Allah memberikan wahyu kepada malaikatul maut supaya mencabut nyawa nabi Idris dan dia meninggal ketika itu juga. Malaikatul maut menangis dan memohon kepada Allah supaya Dia (Allah) menghidupkan kembali Nabi Idris lalu dimakbulkan Allah. Setelah di dapati Nabi Idris as sudah hidup kembali, malaikatul maut bertanya: "Ya saudaraku, bagaimana rasanya kesakitan maut?" Jawab Nabi Idris: "Sesungguhnya jika dibandingkan sakit terkelupasnya kulit dalam keadaan hidup-hidup dan rasa sakit menghadapi maut adalah 1000 kali sakitnya." Kata malaikat maut: "Sesungguhnya saya melakukan dengan secara berhati-hati dan tidak kasar apabila mencabut nyawa engkau itu dan belumlah pernah aku lakukan terhadap seseorang pun."
Dirawayatkan lagi bahawa Nabi Isa as telah menghidupkan beberapa orang yang telah mati dengan keizinan Allah. Maka sebahagian orang kafir berkata: "Sesungguhnya engkau telah menghidupkan orang-orang yang telah mati yang masih baru, yang mungkin mereka itu belum benar-benar mati. Maka cuba hidupkan untuk kami orang yang telah mati seperti zaman yang awal dulu." Kata Nabi Isa as: "Cubalah kamu pilihkan?" Mereka berkata: Hidupkanlah untuk kami anak Nabi Nuh as (Sam bin Nuh)." Maka Nabi Isa as pergi ke kuburnya, lalu mengerjakan solat dua rakaat dan berdoa kepada Allah. Dan Sam bin Nuh dihidupkan kembali, tetapi rambut dan janggutnya sudah beruban. Nabi Isa as hairan kenapa jadi begitu.Berkata Sam bin Nuh: "Saya telah mendengar panggilanmu dan saya mengira hari kiamat telah tiba, maka rambut dan janggut saya berubah menjadi putih seperti ini dari sebab takutnya hari kiamat. Berkata Nabi Isa as: "Sudah berapa tahun kau meninggal dunia?" Kata Sam: "Semenjak 4000 tahun lalu dan masih belum hilang sakit dari sakaratul maut.""

Tuesday, November 4, 2008

Waktunya Akan Tiba

Seperti biasa, setelah pulang dari pejabat dan tiba di rumah, aku terus duduk berehat disofa sambil melepas penat. Sepertinya aku sangat malas untuk membersihkan diri dan menunaikan solat. Sementara anak2 & isteri sedang berkumpul di ruang tengah. Dalam keletihan tadi, aku disegarkan dengan adanya angin dingin sepoi2 yang menghembus tepat di muka ku. Selang beberapa lama seorang yang tak tampak mukanya berjubah putih dengan tongkat di tangannya tiba2 sudah berdiri di depan mata.
Aku sangat terkejut dengan kedatangannya yang tiba2 itu. Sebelum sempat bertanya..... siapa dia.... tiba2 aku merasa dada ku sesak... sukar untuk bernafas.... namun aku berusaha untuk tetap menghirup udara seperti biasa. Yang aku rasakan waktu itu ada sesuatu yang berjalan pelan2 dari dadaku...... terus berjalan.... kekerongkongku....sakittttttttt........sakit. rasanya. Keluar airmataku menahan rasa sakitnya,... Oh Tuhan apa yang telah berlaku pada diriku..... Dalam keadaan yang masih sukar bernafas tadi, benda tadi terus memaksa untuk keluar dari tubuhku...kkhh. ........ khhhh......kerongkonganku berbunyi. Sakit rasanya, teramat sakit..... Seolah tak mampu aku menahan benda tadi...Badanku gementar... peluh keringat meluncur deras....mataku terbelalak.. ... air mataku seolah tak berhenti. Tangan & kakiku kejang2 sedetik setelah benda itu meninggalkan aku. Aku melihat benda tadi dibawa oleh lelaki misteri itu... pergi... berlalu begitu saja.... hilang dari pandangan. Namun setelah itu......... aku merasa aku jauh lebih ringan, sehat, segar, cerah.... tidak seperti biasanya. Aku heran... isteri & anak2 ku yang sedari tadi ada diruang tengah, tiba2 terkejut berhamburan ke arahku..
Di situ aku melihat ada seseorang yang terbujur kaku ada tepat di atas sofa yang kududuki tadi. Badannya dingin kulitnya membiru. Siapa dia???????.. .Mengapa anak2 & isteriku memeluknya sambil menangis...mereka menjerit... histeria. terlebih isteriku seolah tak mau melepaskan orang yang terbujur tadi... Siapa dia......... ..????? ??? Betapa terkejutnya aku ketika wajahnya dibalikkan. Dia........ dia....... dia mirip dengan aku.....ada apa ini Tuhan...???? ???? Aku cuba menarik tangan isteriku tapi tak mampu..... Aku cuba pula untuk merangkul anak2 ku tapi tak berjaya. Aku cuba jelaskan kalau itu bukan aku. Aku cuba jelaskan kalau aku ada di sini.. Aku mulai berteriak... ..tapi mereka seolah tak mendengarkan aku. Seolah mereka tak melihatku...dan mereka terus-menerus menangis..... Aku sedar.. aku sedar bahawa lelaki yang misteri tadi telah membawa rohku.
Aku telah mati... aku telah mati. Aku telah meninggalkan mereka .. tak kuasa aku menangis.... berteriak.... Aku tak kuat melihat mereka menangisi mayatku. Aku sangat sedih.. selama hidupku belum banyak yang kulakukan untuk membahagiakan mereka. Belum banyak yang telah kulakukan untuk membimbing mereka. Tapi waktuku telah habis........masaku telah terlewat.... aku sudah dikembalikan pada saat aku terduduk di sofa setelah penat seharian bekerja. Sungguh, bila aku tahu aku akan mati, aku akan membahagi waktu bila harus bekerja, beribadah, untuk keluarga dll. Aku menyesal aku terlambat menyedarinya.. Aku mati dalam keadaan belum solat. Oh Tuhan, JIKA kau inginkan keadaanku masih hidup dan masih boleh membaca E-mail ini sungguh aku amat sangat bahagia. Karena aku MASIH mempunyai waktu untuk bersimpuh, mengakui segala dosa & berbuat kebaikan sehingga bila maut menjemputku kelak aku telah berada pada keadaan yang lebih bersedia